Tumbuhan Paku | Ciri-ciri, Siklus Hidup, Klasifikasi dan Manfaat + Gambar

Tumbuhan Paku berbeda dengan tanaman lainnya yang tumbuh langsung dari biji. Tumbuhan paku tumbuh dari spora. Tumbuhan paku termasuk kelompok tumbuhan kuno. Konon, fosil tumbuhan paku pertama ada sekitar 360 juta tahun yang lalu, jauh lebih tua dari pada dinosaurus.

Ciri-ciri Tumbuhan Paku

Ciri-ciri Tumbuhan Paku
©sciencebooth.com
  • Tumbuhan paku umumnya sudah berupa kormus, artinya sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
  • Perkembang biakannya dengan spora.
  • Daun paku yang mudah memiliki ciri khas menggulung pada bagian ujungnya.
  • Di permukaan bagian bawah daun yang telah dewasa seringkali didapati bintik-bintik hitam  yang dinamani sorus.
  • Di dalam sorus terdapat banyak kotak spora (sporangium) yang dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indusium.
  • Sel-sel sporangium berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut anulus.
  • Anulus akan mengerut dan sporangium akan pecah jika terjadi kekeringan dan sporanaya akan tersebar.
  • Daun penghasil spora disebut daun subur (fertil) dan sering pula disebut sporofil.
  • Daun yang tidak menghasilkan spora disebut daun mandul (steril) dan hanya berfungsi sebagai tempat fotosintesis, sering pula disebut tropofil.

Tumbuhan paku mempunyai ukuran yang bervariasi dari yang tinggi sekitar dua cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di permukaan air, sampai dengan tumbuhan paku di darat yang bisa mencapai tinggi lima meter, contohnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 meter.

Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan seperti tanduk rusa.

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi saprofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus hidup tumbuhan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora. Sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan yang menghasilkan gamet (sel kelamin).

Baca juga:  Contoh Simbiosis Komensalisme, Mutualisme dan Parasitisme

Sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit pada tumbuhan paku. Itulah sebabnya, generasi sporofit tumbuhan paku disebut sebagai generasi yang dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sehari-hari sebagai tumbuhan paku.

Siklus Hidup Tumbuhan Paku

Siklus Hidup Tumbuhan Paku
©zaifbio.wordpress.com
  • Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dan fase sporofit.
  • Kedua fase ini berlangsung secara bergiliran.
  • Sporofit pada tumbuhan paku adalah tumbuhan paku itu sendiri yang menghasilkan spora pada daunnya.
  • Sporofit merupakan fase dominan pada proses pergiliran keturunan tumbuhan paku.
  • Spora yang dihasilkan akan tumbuh bila jatuh pada tempat yang lembab dan teduh.

Klasifikasi Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas sebagai berikut.

1. Kelas Psilotinae (Paku Purba)

Kelas Psilotinae (Paku Purba)
©bukudidik.blogspot.co.id
  • Banyak dari jenis tumbuhan paku ini telah menjadi fosil.
  • Dua marga yang masih hidup adalah Psilotum dan Tmesipteris.
  • Kelas Psilotum termasuk tumbuhan paku tingkat rendah.
  • Sporofit tumbuhan paku ini tidak mempunyai akar sejati, tetapi masih berupa rhizoid.
  • Batang seringnya tidak berdaun sehingga disebut sebagai paku telanjang.
  • Sporangium tunggal, terletak di ujung cabang atau ketiak daun.

2. Kelas Lycopodinae (Paku Kawat)

Kelas Lycopodinae (Paku Kawat)
©davider-lmc.blogspot.co.id
  • Sporofit sudah memiliki akar, batang dan daun.
  • Tumbuhan paku in berupa tumbuhan yang menjalar di permukaan tanah.
  • Memiliki batang kecil dengan percabangan menggarpu (dikotomi).
  • daun umumnya banyak, berukuran kecil, tersusun dalam lingkaran, spiral atau berhadapan.
  • Sporangium yang dihasilkan tunggal, terletak pada ketiak daun.
  • Daun yang fertil terdapat pada ujung cabang disebut sporofil,
  • Kumpulan sporofil disebut strobilus, yaitu struktur penghasil spora yang menyerupai kerucut.
  • Contoh tumbuhan paku kelas ini adalah Lycopodium (paku kawat) dan Selanginella (paku rane).

3. Kelas Equisetinae (Paku Ekor Kuda)

Kelas Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
©naditya-blog.blogspot.co.id

Kelompok tumbuhan paku ini berupa terna yang tumbuh subur di tempat-tempat yang lembab. Tumbuhan paku jenis ini tumbuh dalam jumlah yang sangat besar sehingga bersifat dominan dalam komunitas tertentu. Batangnya bercabang-cabang dengan ruas-ruas yang terlihat jelas. Daunnya kecil dan bersisik seperti selaput yang tersusun melingkar pada setiap ruas batang.

Baca juga:  Hukum Newton 1, 2, 3 dan Penerapannya Pada Beberapa Kasus

Pada ujung batangnya umumnya ditemui sporofil atau bagian penghasil spora yang membentuk kerucut, sehingga mirip dengan ekor kuda yang masih hidup dan banyak ditemukan di Indonesia antara lain Equisetum debile dan Equisetum ranosissimum, dan Equisetum arvense.

  • Kelompok paku ini memiliki batang yang berus, berbuku, dan berongga.
  • Daun kecil-kecil seperti sirsak, terletak melingkar pada buku-buku.
  • Sporangiumnya melekat pada sporofil yang berbentuk perisai dan bertangkai.
  • Sporofil tersusun menjadi stronilus yang letaknya di ujung percabangan.
  • Spora yang dihasilkan mempunyai bentuk yang sama, dilengkapi dengan empat ekor (elatera).
  • Contoh tumbuhan paku kelas ini adalah Equisetum (paku ekor kuda)

4. Kelas Paku Sejati  (Filicinae)

Kelas Paku Sejati (Filicinae)
©duniaplant.blogspot.co.id

Kelompok tumbuhan paku ini merupakan tumbuhan paku yang sebenarnya. Tumbuhan ini bersifat higrofit, banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh dan lembab. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang tinggi menjulalang seperti pohon. Tumbuhan paku sejati pada bagian batang, tangkai, dan sebagian daunnya tertutup oleh suatu lapisan rambut-rambut berbentuk sisik.

Tumbuhan paku sejati dibedakan menjadi dua macam, yaitu tumbuhan paku tanah dan tumbuhan paku air. Contoh tumbuhan paku tanah adalah suplir (Adiantum trapiziforme) yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan tumbuhan paku sarang burung (Asplenium nidus) yang bersifat epifit. Contoh tumbuhan paku air adalah Salvinia natans yang hidup terapung di permukaan air, Azolla pinnata yang sering terlihat menutupi sawah-sawah di Asia dan Indonesia, dan semanggi (Marsilea crenata) yang bertangkai panjang dengan helaian daun yang biasanya berbelah dua atau empat.

Berdasarkan spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dikelompokkan menjadi tiga.

  1. Paku homospor, yaitu pelaku yang menghasilkan spora yang sama.https://sijai.com/dinosaurus-terbesar.
    Contoh: Adiantum cuneatum, Pteris ensiformis, dan Lycopodium cernuum.
  2. Paku heterospor, yaitu paku yang menghasilkan spora besar (makrospora) dan spora kecil (mikrospora).
    Contoh: Salvinia natans (paku sampan) dan Selaginella wildenwoii (paku rane).
  3. Tumbuhan paku peralihan, yakni paku yang menghasilkan spora dalam bentuk dan ukuran yang sama, namun jenis kelamin berbeda.
    Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
Baca juga:  Contoh Cover Makalah dan Proposal Beserta Cara Membuat

Manfaat Tumbuhan Paku

Manfaat Tumbuhan Paku
©edisumarnoblog.blogspot.co.id
  • Untuk tanaman hias, misalnya suplir, paku menjangan, paku tiang (Alsophyla), dan paku sarang burung (Asplenium nidus).
  • Untuk bahan dasar obat antideuretika (beser), misalnya Lycopodium (paku kawat).
  • Dimanfaatkan sebagai lalap dan sayuran, misalnya semanggi dan paku garuda (Pteris sp.).
  • Dimanfaatkan sebagai pupuk hijau yang dapat menyuburkan tanah pertanian, misalnya Azolla pinnta. Daun paku air ini bersimbiosis dengan alga biru Anabaena azolae yang dapat mengikat nitrogen dari udara.
  • Bahan baku batu bara. Endapan atau sedimen dari tumbuhan paku yang telah mati dan memfosil akan menjadi batu bara yang berwarna gelap dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Sumber: 

  1. Furqonita, Deswaty. 2006. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Jakarta: Penerbit Quadra
  2. Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga
  3. Setiawati, Tetty dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Azka Press
  4. Kusnadi, Soni Muhsini dan Yayan Sanjaya. New Pocket Book Biologi SMA Kelas X, XI & XII. O Media

Demikianlah uraian tentang ciri-ciri, siklus hidup, klasifikasi dan manfaat tumbuhan paku. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.

Back to top button