Sejarah dan Perkembangan Masyarakat Modern Indonesia

Masyarakat Modern adalah suatu struktur sosial atau lingkungan kehidupan publik tempat relasi antar manusia diatur atas dasar business, produksi, konsumsi dan komersialisasi (Eisenstadt, 1986). Pada masyarakat modern, perhatian lebih ditekankan pada sikap dan nilai‑nilai individu serta kemampuan produktifitas sumber daya manusia (SDM).

Dari sisi historis di awal abat ke-20, masyarakat modern di Indonesia yang terjajah pada hakikatnya terpisah dalam dua frame ‘peradaban’ yang berbeda, yaitu pertama, masyarakat Belanda yang tumbuh menjadi modern sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi di eropa. Kemudian kedua, masyarakat modern yang tumbuh dari kalangan pribumi yang terjadi secara terbatas setelah memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan.

Baru setelah era kemerdekaan, muncul dua frame ‘peradaban baru’, yaitu masyarakat modern hasil pendidikan masa pemerintahan kolonial dan masyarakat yang masih tradisional. Kedua fonomena di atas menadi unsur pentingpada kesinambungan terbentuknya masyarakat Indonesia yang menyerap dan membangun budaya visual serta nilai-nilai estetik modern.

Berkembanganya Pola Pikir Masyarakat Modern Pada Masa Kolonial

Pemikiran modern masa kolonial
©fuadnasar.wordpress.com

Telah menjadi pendapat umum, proses modernisasi berjalan beriringan dengan tumbuhnya pemikiran modern dalam suatu bangsa, yang secara bertahap berkembang ke arah terbentuknya tatanan kebudayaan modern di era pasca kemerdekaan.

Fonomena di atas diperkuat oleh pendapat Kuntowijoyo yang menilai bahwa dalam kajian historis, kita perlu mendudukkan sejarah secara paralel dengan kegiatan pembangunan secara luas. (Kuntiwijoyo, 1955: 177-190). Dengan demikian, dalam mencermati perkembangan desain sebagai bagian dari dunia budaya visual, perlu ditinjau pula ketertautannya dengan tumbuhnya masyarakat modern dalam kurun waktu tertentu.

Pendapat lain tentang tumbuhnya masyarakt modern, seperti yang dikemukakan oleh Eisenstadt, adalah bahawa proses modernisasi merupakan proses perubahan menuju tipe sistem sosial, ekonomi dan politik yang sebelumnya telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abat ke-19 dan 20 (Eisenstrat, 1966:1).

Berdasarkan teori ini, negara modern terbangun ketika masyarakatnya telah memiiki pola pemikiran modern dalam sistem sosial, ekonomi dan politik.

Baca juga:  Contoh Cover Makalah dan Proposal Beserta Cara Membuat

Dalam beberapa dekade di awal abat ke-20, pemerintah kolonial tetap mendirikan sekolah dan pendidikan tinggi untuk berbagai macam cabang ilmu pengetahuan. Sekolah dan perguruan tinggi tersebut pun secara bertahap mulai menerima mahasiswa pribumi  secara terbatas. Lambat laun, komunitas terpelajar pribumi pun mulai tumbuh di berbagai daerah.

Para mahasiswa yang telah terbiasa berpikir rasional dan berwawasan lebih luas mulai membentuk organisasi kepemudaan. Awalnya organisasi-organisasi kepemudaan ini bukanlah organisasi yang berpandangan politik, namun lambat laun bertmbah pula kesadaran akan apentingnya kemerdekaan dalam diri mereka.

Masyarakat Terpelajar

Perkembangan Nasionalisme di indonesia
©tugassekolah.com

Dalam sejarah kemerdekaan negara-negara yang mengalami masa penjajahan, tumbuhnya jiwa kebangsaan (Nasionalisme) di kalangan kaum terpelajar umumnya memberi kesadaran untuk membawa negara ke arah kemerdekaan. hal tersebut disertai kebanggan terhadap unsur kebangsaan yang menjunjung tinggi martabat sebagai bangsa yang merdeka.

Berkembangnya fonomena di atas merupakan satu kesatuan dengan upaya pemberdayaan budaya dan proses penyadaran akan hak kemerdekaan setiap warga pribumi.

Pemberdayaan terjadi dalam dua kategori yang berlangsung dalam waktu singkat, yaitu pertama, proses pembelajaran yang membangunpenyadaran diri akan jiwa kebangsaan, dan kedua, terdapatnya proses perlawanan budaya, baik secara ‘lunak’ seperti yang dilakukan oleh kelompok penggagas ‘Boedi Oetomo’ dan ‘Sumpah Pemuda’, maupun secara ‘radikal’ melalui anjuran untk melakukan pemogokan buruh pegawai pabrik milik Belanda.

Pola pikir yang mulai modern tersebut di antaranya berupa keinginan untuk menjalankan demokrasi dan pembangunan, sejalan dengan negara-negara maju.

Pembangunan Fisik

Pembangunan fisik masa kolonial
©google.co.id

Pembangunan fisik sebenarnya telah lama dirintis semenjak kekuasaan Daendels pada tahun 1801, memerintahkan para bupati untuk membangun sekolah-sekolah. Pada tahun 1816, dimantapkan Undang-Undang Pengajaran yang menjadi landasan hukum penyelenggaraan pendidikan untuk kalangan rakyat pribumi. Pada tahun awal abad ke-20, para pemuda pribumi menghadapi permasalahn baru, yaitu tumbuhnya upaya untuk membentuk jati diri bangsa.

Dalam pola pembangunan fisik, pemerintah kolonial melakukan pola moderenisasi kota kota sejalan dengan kebutuhan dan pemantapan kekuasaan kolonial. Pada tahun 1914, kota lama yang telah terbangun di abad ke 13-14 pada masa keemasan kerajaan Mataram, seperti Cirebon, Demak, dan lainnya, kemudian di tata ulang. Sejalan dengan pembangunan infrastruktur, berkembangnya pola pikir modern di kalangan bangsa Indonesia asli, khususnya bagi kaum ningrat dan masyarakat keturunan Belanda pribumi adalah kesempatan emas untuk mengenyam pendidikan model “Eropa”, terutama bagi mereka yang dikirim ke negeri Belanda.( M.C.Ricklefs.1994)

Baca juga:  Interaksi Sosial (Pengertian, Syarat, Klasifikasi, Faktor, Pola, Dst. - Lengkap)

Perkembangan Pemikiran Modern Di Indonesia Pasca Kemerdekaan

masyarakat modern pasca kemerdekaan
©youtube.com

Mengikuti pengertian modernisasi kita dapat mengamati modernisasi di Indonesia dalam bayak aspek kehidupan. Berikut ini kita akan membahas berbagai aspek modernisasi tersebut di Indonesia satu persatu.

1. Modernisasi di Bidang Teknologi dan Ekonomi

Modernisasi di Bidang Teknologi dan Ekonomi
©goodnewsfromindonesia.id

Modernisasi terhnologi di Indonesia dapat kita lihat dalam perkembangan pemakaian ternologi, dari semua bersifat sederhana menjadi bersifat komplek ternologi dalam setiap sektor kegiatan ekonomi produksi masyarakat Indonesia. Hal ini berkaitan pula dengan terjadinya proses industrialisasi disetiap sektor ekonomi di Indonesia. Di sektor pertanian kita dapat menyaksikan gejala modernisasi pada penggunaan tekhnologi baru di dalam kegiatan produuksi pertanian. Penggumnaan tekhnologi itu kemudian menggubah cara produksi, tekhnik produksi dan hubungan-hubungan sosial di pedesaan.

2. Modernisasi di Bidang Sosial

Modernisasi di Bidang Sosial
©frillyfayraitaru.wordpress.com

Modernisasi di bidang sosial mencakup perubahan cara berfikir dan berperilaku, yang lebih rasional, efisien, individu dan pragmatis untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara sistematis. Banyak sekali faktor penyebab terjadinya modernisasi sosial. Akan tetapi faktor yang paling menonjol di negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah faktor tekhnologi dan perubahan teknik produksi ekonomi.(Sartono Kartodirdjo,1984)

3. Modernisasi di Bidang Politik

Politik Modern Indonesia
©cari-ilmu.com

Modernisasi di bidang poitik di Indonesia dapat dilihat dari munculnya birokrasi dan administrasi pemerintahan yang baru dan terbentuknya lembaga-lembaga politik modern. Modernisasi sistem politik merupakan suatu sistem yang dijadikan kernakga untuk mentapkan dan melaksanakan kebijaksanaan tujuan-tujuan yang oleh masyarakat dianggap merupakan kepentingan umum.Dalam pengetian ini proses modernisasi politik di Indonesia dapat dilihat pada gejala sebagai berikut:

– Diferensiasi Struktur Politik

Timbulnya struktur tertentu untuk keperluan fungsi politik tertentu disebut diferensiasi struktur politik. Hal itu dapat dilihat dasar tumbuhnya organsasi untuk tujuan politik, antara lain lembaga perwakilan, pembuatan undang-undang, pelaksanaan keputusan, pemeliharaan sistem politik.(Henk Schulte Nordholt dan Gery van Klinken,2007)

Baca juga:  Contoh Surat Lamaran Pekerjaan yang Baik dan Benar

– Rasionalisasi Kebudayaan Politik

Rasionalisasi kebudayaan politik adalah perubahan pandang tetang fungsi dan cara kerja lembaga politik, khususnya tentnag shah tidaknya kekuasaan, yang semakin lama semakin bersifat rasional dan fungsional. Rasionalisasi ini menggantikan sistem kekuasan berdasarkan kharisma dan atas dasar keturunan bangsawan yang berlaku di zaman kerajaan.Contoh, dahulu di zaman raja dipandang sah atas dasar keturunan dan pemilikan benda keramat warisan nenek moyang pendiri kerjaan yang memberi kekuatan kharisma tertentu.(Henk Schulte Nordholt dan Gery van Klinken,2007)

4. Modernisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan

Modernisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan
©inovasee.com

Modernisasi di bidang agama dan kepercayaan merupakan bagian dari modernisasi masyarakat tehadap hidup dan kepercayaan mereka. Modernisasi kebudayaan masyarakat dapat kita lihat dalam perubahan-perubahan, baik materiil maupun idiil.

Dalam pengertian umum, modernisasi budaya materiil adalah gejala kemajuan atau produk benda seni budaya dari tradisi menjadi lebih modern. Pmebuatan benda seni secara tradisional, seperti patung primitive, arsitektur tradisional, mengalami perubahan menjadi lebih modern, seperti bentuk patung kontemporer, arsitektur modern dan produk modern yang lain.

***

Munculnya pola pikir modern di Indonesia secara garis besar terjadi karena adanya perubahan pada sistem pemerintahan, dari masa pemerintahan kerajaan pribumi menjadi pemerintahan kolonial oleh Belanda, lalu diterapkannya sistem ekonomi kapitalis, dibangunnya industri dan pembaharuan kota- kota.

Perkembangan masyarakat modern juga disebabkan adanya Politik Etis yang membuat semakin meluasnya pembangunan fisik melalui pendidikan moderen yang dilakukan secara merata, itu menimbulkan adanya tokoh tokoh terpelajar yang mempelopori adanya perubahan revolusioner di Indonesia.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button