Niat Shalat Istikharah, Tata Cara, Doa, dan Fadhilah Mengerjakannya

Istikharah artinya memilih atau meminta dipilihkan. Jadi, yang dimaksud dengan shalat sunnah istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon kepada Allah SWT supaya dipilihkan salah satu yang terbaik dari dua atau beberapa pilihan yang meragukan.

Bagi Anda yang dihadapkan pada suatu pilihan, perlu mengetahui bacaan doa dan tata cara shalat istikharah agar mendapatkan petunjuk untuk bisa memilih yang paling tepat untuk agama dan penghidupan.

Banyak orang yang belum mengetahui tata cara shalat istikharah, padahal shalat sunnah ini adalah yang paling dianjurkan untuk diamalkan karena setiap manusia pasti seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup dan keputusan yang sangat berpengaruh dalam hidup.

Contoh keadaan dimana ilmu mengenai tata cara shalat istikharah ini diterapkan adalah adalah; ada dua gadis yang sama-sama dicintai untuk dijadikan istri. Tetapi ragu memilih salah satu dari kedua gadis itu mana yang cocok untuk dinikahi, agar nantinya bisa hidup bahagia. Atau ada dua jenis pekerjaan yang mampu dikerjakan, tetapi ragu untuk menentukan pekerjaan mana yang paling cocok buat kita.

Untuk memecahkan persoalan tersebut, kerjakanlah shalat sunnah istikharah guna memohon petunjuk kepada Allah SWT sesuai dengan tata cara shalat istikharah yang diajarkan oleh rasulullah SAW supaya diberi pilihan yang terbaik menurut pandangan-Nya. Dengan shalat istikharah akan diberi petunjuk oleh Allah SWT berupa kemantapan hati atau impian.

Berbeda dengan shalat fardhu, untuk tata cara shalat istikharah tidak ada waktu yang khusus. Karenanya, boleh dikerjakan pada siang hari atau malam hari asal tidak pada waktu yang dilarang. Akan tetapi karena shalat istikharah itu merupakan permohonan, maka sebaiknya dikerjakan pada waktu yang mustajabah.

Misalnya di waktu sepertiga malam terakhir, yang dimaksudkan agar selekasnya Allah mengabulkan apa yang diharapkan dan memberi petunjuk tentang suatu persoalan yang diragukannya, baik berupa petunjuk berupa isyarat, alamat, kemantapan dalam hati atau mungkin lewat mimpi ketika sedang tidur.

Shalat istikharah hukumnya sunnah muakkad bagi orang yang sedang menginginkan petunjuk. Anjuran untuk mengerjakan shalat istikharah terdapat dalam sabda Nabi SAW.

“Tidak akan kecewa orang yang melaksanakan shalat istikharah, tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah, dan tidak akan kekurangan orang yang suka berhemat.” (Hr. Thabrani).

Fadhilah Shalat Istikharah

Pendapat Para Ulama Tentang Shalat Istikharah
©yorkmsa.ca

Di antara fadhilah dan keiistimewaan mendirikan dan melaksanakan tata cara shalat istikharah dengan benar adalah dapat menghilangkan keraguan, kebimbangan dan ketidakpastian. Di samping itu, shalat istikharah bisa mencegah hawa nafsu yang mengajak ke jalan sesat, sehingga bagi orang yang melakukannya tidak akan gegabah dalam melangkah dan terhindar dari penyesalan di kemudian hari.

Dengan kata lain, jika ia melakukan shalat istikharah, berarti ia telah berpegang teguh pada pendirian dan menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT dalam menentukan pilihan yang terbaik.

Syarat-syarat Sebelum Shalat Istikharah

Syarat-syarat sebelum shalat Istikharah
©islamicity.org

Ada dua hal mendasar yang menyebabkan kita perlu mendirikan shalat istikharah, yakni saat kita menghadapi masalah yang berupa pilihan yang membingungkan dan saat kita akan melakukan sesuatu hal, di samping mengetahui tata cara shalat istikharah yang disunnahkan. Maka, hendaklah kita memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

1. Yang pertama, ketika masalah yang dihadapai berupa pilihan, maka syaratnya antara lain sebagai berikut.

  • Ketika ada pilihan maka pastikan sebelum melakukan shalat istikharah kedua pilihan tersebut sudah melewati proses analisis terkait dengan baik dan buruknya kedua hal tersebut, bagaimana akibat positif dan negatif yang bisa ditimbulkan, serta besarnya presentase maslahat dan mudharatnya.
  • Ketika kebaikan lebih banyak daripada keburukannya, ketika efek positif lebih banyak daripada mudharatnya, hal yang harus dilakukan adalah memilih yang lebih baik tadi. Berarti dianjurkan baginya untuk  beristikhara ketika akan melakukan sesuatu. Hanya tinggal bagaimana ia bertekad . Setelah bertekad (berazzam)tinggal meingkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.
    Allah SWT berfirman,
    “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada ALlah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Qs. Ali Imran: 159)
  • Ketika akan melakukan shalat istikharah dan sudah melewati proses analisis, dipastikan keduanya mempunyai poin fifty-fifty, tidak ada kecenderungan pada salah satu dari keduanya. Karenanya, dikhawatirkan jika hal ini terjadi, hawa nafsulah yang memilih.Imam An-Nawawi menyampaikan, “Hendaknya seseorang itu melakukan apa yang sudah menjadi kemantapan hatinya setelah melakukan istikharah, bukan berdasarkan atas pilihan salah satu di antara keduanya sebelum istikharah. Jika hal itu terjadi, bukanlah ia beristikharah kepada Allah, tetapi beristikharah kepada hawa nafsunya, dan terkadang sering terjadi tidak adanya kejujuran.”
Baca juga:  Bacaan Shalawat Nariyah Lengkap: Agar Rezeki Lancar dan Dihormati Orang Lain

2. Yang kedua, istikharah yang dilakukan ketika kita akan melakukan sesuatu maka syarat yang harus dilakukan sebagai berikut.

  • Niatkan segala sesuatunya karenaAllah SWT, karena segala sesuatu itu tergantung niatnya, seperti sebuah hadis yang sering kita dengar, diriwayatkan oleh Amir Al-Mu’min Abu hafsh Umar bin Khattab ra., berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
    Sesungguhnya tiap amalan itu tergantung dari niatnya dan tiap-tiap orang berada pada apa yang ia niatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya pada Allah dan rasul-Nya, dan barang siapa yang hijarah kepada dunia yang akan diperolehnya atau kepada wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.” (Hr. Bukhari dan Muslim).
    Bisa jadi ketulusa niat kita merupakan sebuah awal yang baik yang nantinya akan memberikan kemudahan dan keberkahan dari setiap urusan kita.
  • Sudah mengalami proses penilaian (assessment) dan manajemen yang baik. Maksudnya adalah mengambil pilihan yang terbaik ketika ada beberapa pilihan. Contohnya ketika seseorang mau menikah, kemudian dihadapkan pada sebuah pilihan terhadap beberapa calon pendamping hidupnya. Maka, perlu dilihat dika satu di antara mereka lebih baik agama dan akhlaknya berarti lebih baik menjatuhkan pilihan padanya. Berbeda halnya jika keduanya mempunyai potensi yang sama, baik agama dan akhlaknya maka perlu untuk melakukan shalat istikharah.
  • Bukan suatu kekurangan jika kita meminta pendapat orang lain yang lebih berpengalaman untuk memberikan masukan tentang baik buruknya pilihan yang ada.

Waktu Mengerjakan Shalat Istikharah

Waktu Mengerjakan Shalat Istikharah
©pexels.com

Tata cara sahalat istikharah bisa dilakukan pada pagi, siang atau malam hari. Juga bisa dikerjakan setekah menunaikan shalat fardhu atau shalat sunnah atau pada saat-saat setelah melakukan aktivitas ibadah lainnya.

Akan tetapi, Syaikh Asy-Syaukani dalam Nailul Authar mengatakan bahwa tata cara shalat istikharah tidak disunahkan setelah shalat fardhu maupun shalat sunnah lainnya, dalam artian ia dikerjakan secara terpisah.

Menurut An-Nawawi, doa istikharah itu disunahkan meskipun setelah selesai dari shalat fardhu maupun shalat sunnah lainnya. Yang jelas, ketika mendapatkan masalah atau ingin melakukan sesuatu maka beristikharalah.

Baca juga:  Asmaul Husna dan Artinya Beserta Faedah Mengamalkannya

Al ‘Iraqi menyebutkan jika perkaranya datang sebelum shalat sunnag yang lain maka jangan melakukannya, tetapi lakukanlah istikharah itu setelah melakukan shalat sunnah tersebut.

Melihat kedudukan shalat istikharah begitu penting, rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabat dan kepada kita untuk tidak meninggalkannya, ketika datang sebuah masalah, pilihan, atau akan melakukan sesuatu. karena itu merupakan bentuk penyerahan kepada Allah, agar Dia selalu menuntun langkah kita dan memilihkan yang terbaik untuk dunia dan akhirat kita.

Tata Cara Shalat Istikharah dan Niatnya

Tata Cara Shalat Istikharah
©thaybah.id

Shalat adalah ibadah yang tersusun atas beberapa perkataan dan perbuatan dengan syarat dan rukun tertentu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Begitu pula dengan tata cara shalat istikharah, tata cara dan bacaannya sama dengan shalt-shaat yang lain, kecuali hanya pada niatnya saja yang berbeda, yaitu:

Ushalli sunnatal istikharati rak’ataini lillahi ta’aalaa

“Aku niat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Surah atau ayat Al-Qur’an yang dibaca:

  • Pada rakaat pertama selesai membaca Al Fatihah, membaca surah Al kafirun
  • Pada rakaat kedua selesai membaca surah Al Fatihah, membaca surah Al Ikhlas.

Doa Shalat Istikharah

Sebelum memanjatkan doa sesudah shalat istikharah, sebaiknya memperbanyak istigfar, tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan shalawat nabi. Adapun doa yang dibaca sebagai berikut.

Pendapat Para Ulama Tentang Shalat Istikharah
©ukhtiatirah.blogspot.co.id

Allahumma innii astakhiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhikal ‘azim. Fainnaka taqdiru walaa aqdiru, wat’lamu walaa a’lamu wa anta ‘allamul ghuyuubi. Allahumma inkunta ta’lamu anna hadzal amra khairun lii fii diinii wama’aasyii wa’aqibati amrii, faqdirhu lii wayassirhu lii tsumma baarik lii fiihi wa inkunta ta’lamu anna haadzaal amra syarrun lii fii diinii wama’aasyii wa’aaqibati amrii fasrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waaqdur liyal khaira haistu kaana tsumma ardhinii bihi.

Ya Allah, hamba memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatanmu, aku memohon kemurahan-Mu yang agung, karena Engkau Maha Kuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui, Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa persoalan ini (sebutkan disini persoalan yang dimaksud) baik bagiku, buat agamaku, penghidupanku, dan masa depanku, maka berikanlah ia kepadaku dan mudahkan bagiku, kemudian berkahilah bagiku. Dan jika Engkau mengetahui bahwa pekerjaan itu buruk bagiku, buat agamaku, penghidupanku, dan hari depanku, maka jauhkanlah dariku dan jauhkanlah aku darinya, dan karuniailah aku kebaikan di mana pun aku berada, kemudian jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberian itu.

Pendapat Para Ulama Tentang Shalat Istikharah

Pendapat Para Ulama Tentang Shalat Istikharah
©abiummi.com

Sayyid Sabiq dalam Fiqhus Sunah-nya berkata, “Sesudah istikharah haruslah mengerjakan apa yang dirasa lebih baik untuk diri dan hendaknya bebas dari kehendak pribadi. Jadi, jangan sampai lebih mengutamakan sesuatu yang demikian baik pada waktu sebelum beristikharah, sebab kalau demikian maka sama halnya dengan tidak beristikharah kepada Allah atau kurang penyerahan terhadap pengetahuan serta kekuasaan Allah. karena itu, haruslah ia mempercayai benar-benar kehendak Allah yang akan ditetapkan-Nya hingga dengan demikian terlepaslah ia dari usaha, kekuatan atau pilihan dirinya pribadi.”

Abud Ubaidah Mashur bin Hasan mahmud bin Salman dalam bukunya Al-Qaulul Mubin fii Akhtha’i Al-Muslimin mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwa sesungguhnya orang yang beristikharah melakukan apa yang menjadi kepalapangan/kemantapan dalam hatinya, bukan sekadar melalui mimpi atau orang lain, sebab dia telah berdoa kepada Allah melalui shalat, sedangkan shalat itu sendiri adalah doa yang dengannya Allah memilihkan sebuah kebaikan dari setiap urusan, kemudian menyempurnakannya.

Baca juga:  50+ Ucapan Menyambut Ramadhan 1443 H/2022 M

Jika Allah memberikan kelapangan dada dan kemantapan hari maka ALlah akan memberikan pula kemudahan untuk mendapatkan kebaikan yang akhirnya berbuah ridha dan bahagia. Tetapi jika hal itu adalah hal yang tidak dikehendaki, ketahuilah bahwa sesungguhnya itu juga sebuah kebaikan, dia harus ridha dengan setiap ketentuannya.

Abu Bakr jabir Al-Jazairi dalam bukunya Minhajul Muslim berkata, “Shalat istikharah tidak dilakukan kecuali karena urusan-urusan yang wajib. Karena urusan-urusan yang wajib itu diperintahkan  dan urusan-urusan yang haram itu dilarang. Jadi seorang muslim tidak dituntut mengerjakan shalat istikharah karena urusan yang diperintahkan mengerjakan atau karena urusan yang diperintahkan meninggalkannya.”

Syaikh Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatwa-nya mengatakan boleh membaca doa istikharah ketika shalat atau sesudah salam.

Syaikh Jibrin dalam Al-fatwa Al-‘Asriyah Fi Al-Qadhaya Al-‘Asyhriyah-nya mengatakan bukan sutau keharusan doa ini harus dihafal, boleh dibaca dengan membaca teks doa tesebut.

Guru penulis, ustadz Muhammad Yusuf Harun, MA pernah mengatakan bahwa hendaknya setiap seseorang melakukan istikharah dalam memilih sebuah pilihan yang sama, jangan memilih terlebih dahulu sebelum melakukan istikharah atau memaksakan pilihannya dalam doanya, karena dikhawatirkan ketika ia memilih pilihannya kemudian terjadi kesalahan maka akan timbul rasa kecewa atau bahkan malah menyalahkan takdir Allah SWT.

Memahami Makna Doa Istikharah

Memahami Makna Doa Istikharah
©prayerinislam.com

Doa adalah perisai kaum muslimin. Seringkali kita mengabaikannya. Padahal, sangatlah dahsyat kekuatan doa itu. Semakin sering kita berdoa, semakin dekat hubungan kita dengan Sang Pemilik alam ini. Dalam shalat istikharah, rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk menyerahkan segala persoalan kepada Allah. Ada banyak hikmah di balik doa istikharah.

Asy-Syumi dalam Nailul Author-nya begitu juga Al-Munziri dalam At-tarhib wat Tarhib-nya menjelaskan mana doa tersebut.

“Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami untuk selalu beristikharah di setiap urusan seperti halnya beliau mengajarkan kepada kami surat dalam Al-Qur’an.”

Rasulullah SAW menerangkan kepada kita bagaimana kita harus beristikharah kepada Allah, seperti halnya beliau mengajari para sahabat tentang surat dalam kitab Allah, dan memerhatikannya sesuai dengan petunjuk.

Syaikh Asy-Syaukani mengatakan  bahwa kalimat tersebut merupakan dalil tentang perhatian Rasulullah SAW terhadap persoalan istikharah dan beliau yakin bahwa istikharah adalah sesuatu yang diajurkan.

“Jika salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu maka hendaklah melakukan shalat dua rakaat selain shalat fardhu.”

Almunziri menerangkan bahwa disunnahkan bagi orang yang melakukan sesuatu untuk melakukan shalat dua rakaat istikharah, tata cara shalat istikharah yakni merendahkan diri  di hadapan Rabbnya sehingga Allah memberikan bimbingan dan menolongnya kepada kebenaran, membersihkan keburukan yang ada, mengilhaminya kepada taufik, meneguhkan setiap langkahnya, menghilangkan baginya kejelekan.

Tata cara shalat istikharah yakni dilakukan tidak boleh kurang atau lebih dari dua rakaat, yaitu dua rakaat setelah menunaikan shalat fardhu atau shalat sunnah atau pada saat-saat setelah melakukan aktivitas ibadah lainnya.

Syaikh Asy-Syaukani dalam Nailul Authar-nya mengatakan bahwa doa istikharah tidak disunnahkan setelah sholat fardhu, rawatib, maupun shalat nawafi lainnya, dalam artian ia dikerjakan secara terpisah.

Tata Cara Shalat Istikharah

Back to top button