Konsep Dasar Mengenai Psikologi Perkembangan

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN – Psikologi Perkembangan adalah salah satu disiplin ilmu dalam psikologi, seperti ilmu psikologi klinis, ilmu psikologi sosial, ilmu psikologi industri, psikologi eksperimental, psikologi pendidikan, psikologi faal dan ilmu-ilmu lainnya yang lebih spesifik.

Psikologi perkembangan sering juga disebut psikologi genetika karena memang bidang cakupnya bersangkut paut dengan asal usul dan hakekat pertumbuhan suatu tingkah laku.

Psikologi Perkembangan Menurut Para Ahli

Psikologi Perkembangan Menurut Para Ahli
pixabay.com

Bijou dan Baer merumuskan psikologi perkembangan sebagai ilmu khusus yang mempelajari “peningkatan-peningkatan yang terjadi oleh interaksi antara tingkah laku dengan hal-hal yang timbul di lingkungan“. Dengan kata lain, psikologi perkembangan berhubungan dengan variabel-variabel yang secara historis mempengaruhi tingkah laku, akibat atau pengaruh dari interaksi yang sudah lewat terhadap interaksi yang sekarang sedang dialami.

Harold Stevenson, dahulu direktur Institut Perkembangan Anak, Universitas Minnesota, merumuskan bahwa “psikologi perkembangan berhubungan dengan studi mengenai perubahan tingkah laku sepanjang hidup“. Menurut Stevenson, karena dalam kenyataan lebih banyak diperhatikan tentang perkembangan bayi, anak dan remaja, maka sering terjadi tumpang tindih dengan poengertian psikologi anak.

Richard M. Lerner merumuskan psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang memperlajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Psikologi perkembangan anak misalnya, mempelajari bagaimana proses berpikir pada nak umur satu, dua atau lima tahun menunjukkan persamaan atau perbedaan. Atau bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak,remaja sampai dewasa.

Tujuan Psikologi Perkembangan

Tujuan Psikologi Perkembangan
pixabay.com

Dewasa ini psikologi perkembangan menurut P.H. Mussen, J.J. Conger dan J. Kagan, menitik beratkan usaha-usaha untuk mengetahui sebab-sebab atau dasar-dasar dari pertumbuhan dan perkembangan manusia yang menyebabkan timbulnya perubahan. Karena itu, tujuan psikologi perkembangan menurut Mussen dkk. meliputi:

  1. Memerikan, mengukur, dan menerangkan perubahan dan transformasi dalam tingkah laku dan kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, artinya yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam lingkungan sosial budaya mana saja. Misalnya anak-anak di mana saja di dunia akan memperlihatkan reaksi takut pada usia antara 8 samapai 12 bulan. Atau kemampuan anak-anak untuk bisa berjalan di mana saja di dunia berkisar pada usia 13 tahun.
  2. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan taua masa perkembangan tertentu. Misanya banyak anak pada umur 8 bulan sangat lekat dan bergantung sekali pada ibunya sehingga si anak akan berteriak-teriak dan amenangis bilamana ditinggal oleh ibunya, sedangkan banyak anak lain tidak demikian. Banyak anak sudah bisa mengucapkan 10 kata pada misalnya umur 1½ tahun, sedangkan anak lain tidak.
  3. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda. Misalnya seornag anak yang mudah mengalami frustasi di lingkungan sosialnya, sedangkan lingkungan rumah tidak atau sebaliknya.
  4. Psikologi perkembangan seperti juga ilmu psikologi lainnya atau disiplin-disiplin lainnya berusaha mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti misalnya kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya dan lain-lain.
Baca juga:  Pengertian Wawasan Nusantara, Fungsi, dan Tujuannya

Konsep Perkembangan

Konsep Perkembangan
pixabay.com

P.B. Baltes; H.W. Reese & J.R Nesselroade (1997), memberikan perumusan yang orientasinya metodologis dan meliputi perkembangan sepanjang hidup, seperti berikut: “psikologi perkembangan berhubungan dengan deskripsi, uraian dan modifikasi (optimasi) dari perubahan tingkah laku di dalam diri seseorang sepanjang hidupnya dan dengan perbedaan-perbedaan (dan persamaan-persamaan) antara seorang dengan orang lain sehubugan dengan perubahan-perubahan ini”.

Tujuannya tidak saja menggambarkan perubahan-perubahan di dalam diri seseorang dan perbedaan antar perorangan, tetapi juga menerangkan bagaimana terjadinya dan mencari jalan keluar untuk mengubah mereka dengan cara sebaik-baiknya.

Psikologi perkembangan menyadari bahwa manusia di dalam dunia yang beruba-ubah selalu berada dalam keadaan berubah. Dengan demikian, Psikologi Perkembangan juga berhubungan dengan perunahan-perubahan yang terjadi dalam lingungan ekologi biokultural.

Konsep perkembangan sendiri dirumuskan oleh H. Werner (1957) sebagai berikut: “Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenestis yang mengemukakan bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan yang global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap”.

Psikologi Perkembangan Anak Menurut Pendapat Para Ahli

Psikologi Perkembangan Anak
pixabay.com

Seorang anak pada mulanya hanya bisa mengeluarkan suara-suara yang tidak bermakna, kemudian secara bertahap, sedikit demi sedikit suara-suara itu mempunyai arti. Hal ini antara lain juga akibat dari peniruan bunyi di sekeliling hidupnya, sehingga lama-kelamaan si anak bisa mengucapkan suatu rangkaian suara yang tertentu (kata) untuk menunjukkan atau mengungkapkan sesuatu.

Perkembangan merupakan suatu proses yang mula-mula global, masif, belum terpecah atau terperinci dan kemudian semakin lama semakin banyak, berdiferensiasi dan terjadi interaksi yang hierarkis. Tinjauan ini dikenal sebagai tinjauan yang deskriptif jadi tidak ada implikasi-implikasi impiris karena yang dilihat dalam tingkah laku adalah hasil dan bukan proses perubahan itu sendiri.

Baca juga:  Interaksi Sosial (Pengertian, Syarat, Klasifikasi, Faktor, Pola, Dst. - Lengkap)

Menurut Nagel (1957), perkembangan merupakan pengertian di mana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, dan karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.

Perumusan Psikologi Perkembangan

Perumusan Psikologi Perkembangan
pixabay.com

Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan-perubaha progresif dalam organisasi pada organisme, dan organisme ini dapat dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor, yakni kematangan dan pengalaman.

Spiker (1966) mengemukakan 2 macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan, yakni;

  1. Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
  2. Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan tingkah laku juga mengikuti dua jenis pengertian di atas. Perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan perubahan ini juga terjadi sejak permulaan adanya manusia. Dari sudut ini terlihat bahwa perkembangan ontogenetis mengarah ke suatu tujuan khusus sejalan dengan perkembangan evolusi yang mengarah ke kesempurnaan kamanusiaan.

Keempat perumusan di atas dapat digolongkan sebagai perumusan yang organismik dengan keuntungan dapat diamalkan lebih daripada hanya perubahan usia, misalnya untuk perkembangan musik, kesenian dan lain-lain. Hanya kelemahannya yakni perubahan-perubahan dalam organisasi maupun struktur tidak dapat segera diamati, melainkan harus melalui tingkah laku sebagai hasil perkembangan yang terjadi.

Perkembangan organismik untuk memutuskan perkembangan menerangkan bahwa perkembangan ini ditandai sebagai oleh serangkaian perubahan kualitatif sebagai dasar proses-proses perkembangan itu, yang terdapat pada individu itu sendiri dan tetap ada sepanjang hidupnya.

Pendekatan organismik menganggap manusia sebagai keseluruhan (mengutip juga pendekatan Gestalt) lebih dari sekadar penjumpahan aspek-aspeknya. Pada organisme ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang khusus. Sedangkan pada setiap tahapan perkembangan ada sesuatu yang lebih dan berbeda dengan apa yang ada pada tahapan perkembangan sebelumnya.

Baca juga:  Ini Dia Cara Mengatasi agar Kamar Tidak Lagi Pengap

Jadi bukan sesuatu yang merupakan kelanjutan daripada apa yang sudah muncul pada tahapan perkembangan sebelumnya. Epigensis adalah sesuatu yang ada dan terjadi secara kualitatif-diskontinu.

Perangkat Psikologi Perkembangan

Perangkat Psikologi Perkembangan
pixabay.com

Bijou dan Baer (1861) mengemukakan perkembangan psikologis yakni perubahan progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan interaksinya dengan lingkungan. interaksi yang dimaksud di sini ialah antara tingkah laku dan lingkungan, artinya apakah suatu jawaban tingkah laku akan diperlihatkan atau tidak, tergantung dari perangsangan-perangsangan yang ada di lingkungannya.

Bijou dan Baer menyimpulkan perkembangan sebagai “perubahan progresif dari interaksi yang terjadi sepanjang waktu antara konsepsi sampai mati.” Perumusan Bijou dan Baer jelas mempunyai orientasi behavioristik.

Perumusan lain yang di satu pihak menekankan adanya proses kematangan dan di pihak lain pentingnya peranan iteraksi dengan lingkungan, dikemukakan oleh R.M. Liebert; R.W. Poulos & G.D. Strauss sebagai berikut: “Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan dan kemampuan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.”

Suatu rumusan dengan orientasi Behavioristik dikemukakan oleh Hans Thomae, mantan presiden ISSBD (International Society fot the Study of Behavioural Development) sebagai berikut: “Perkembangan adalah suatu kerangka atau perangkat perubahan-perubahan yang merupakan fungsi waktu.”

Dalam rumus dituliskan:

P = f (w)

P = perubahan

w = waktu

Hal ini menunjukkan bilamana kita mempelajari perkembangan, maka kita berhadapan dengan perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam jangka waktu, misalnya minggu, bulan atau tahun. Perubahan-perubahan yang terjadi selama dalam jangka waktu satu minggu dapat diukur, jadi dikuantitatifkan.

Hubungan Antara Perubahan dengan Waktu

Hubungan Antara Perubahan dengan Waktu
pixabay.com

Perubahan mempunyai hubungan dengan waktu dan umur, tetapi tidak disebabkan oleh hal itu. Jadi umur adalah indeks variabel tetapi bukan variabel-sebab; misalnya pada umur sekian terjadi apa dan bikan karena ia berumur sekian, maka tingkah lakunya demikian. Bagaimana pemahaman Anda mengenai psikologi perkembangan sekarang?

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button