Haikal Muhlis Mahasiswa aktif di Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, aktif di berbagai organisasi kampus dan komunitas pemuda.

Doa, Adab dan Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Trijatiprimula

Menjenguk orang sakit adalah salah satu dari sekian banyak amal sholeh yang ditekankan oleh ajaran Islam. Orang yang menjenguk orang sakit akan mendapat pahala yang besar.

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Bara’ bin Azib:

“Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami untuk mengerjakan tujuh perkara: ‘Beliau memerintahkan kami supaya mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang terdhalimi, membantu melepas (kafarah) sumpah, menjawab salam dan mendo’akan orang yang bersin”. (HR Bukhari no: 1239. Muslim no: 2066.)

Sedangkan dalam riwayat Bukhari disebutkan, Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sedang sakit dan bebaskanlah saudara (muslim) yang tertawan”. (HR Bukhari no: 5373. Dari sahabat Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu.)

Bacaan Doa di Sisi Orang Sakit

Islamakbar
islamakbar.com

Bacaan doa dapat diucapkan dalam bahasa apa saja, namun lebih baiknya berdoa untuk orang sakit sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk sahabatnya yang dalam keadaan sakit. Doa yang dibaca Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim dari Aisyah rhadiyallahu ‘anha sebagai berikut:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

(Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa’an laa yughaadiru saqoman)

Artinya: “Wahai Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan  rasa nyeri.” (HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191)

Dalam suatu riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca doa untuk meruqyah salah seorang sahabat. Doa yang dibaca untuk meruqyah orang sakit adalah sebagai berikut:

امْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِك الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إلَّا أَنْتَ

(Imsahil ba’sa rabban naasi. Bi yadikas syifaa’u. Laa kaasyifa lahuu illaa anta)

Artinya : “Tuhan manusia, sapulah penyakit ini. Di tangan-Mu lah kesembuhan itu. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali Kau.” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 113).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pernah menyampaikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi untuk membaca doa berikut sebanyak 7 kali pada saat menjenguk orang sakit. Agar Allah ‘azza wajalla segera memberikan kepadanya kesembuhan.

أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

(As’alullaahal azhiima rabbal ‘arsyil ‘azhiimi an yassfiyaka)

Artinya: “Aku memohon kepada Allah yang agung, Tuhan ‘Arasy yang megah agar menyembuhkanmu.” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 114).

Kita juga dapat menyebut langsung nama orang sakit tersebut ketika mendoakannya . Hal inilah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam saat menjenguk Sa‘ad bin Abi Waqqash.

Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam membacakan doa berikut kepada Sa’ad. Kita dapat mengganti nama Sa’ad dengan nama orang sakit yang sedang kita jenguk.

اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا

(Allahummasyfi Sa‘dan. Allahummasyfi Sa‘dan. Allahummasyfi Sa‘dan)

Artinya: “Tuhanku, sembuhkan Sa‘ad. Tuhanku, sembuhkan Sa‘ad. Tuhanku, sembuhkan Sa‘ad,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 114).

Disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk seorang Badui yang menderita demam, kemudian beliau membaca doa berikut. Doa ini juga bisa kita amalkan untuk semua penyakit secara umum.

لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ

(Laa ba’sa thahuurun insyaa’allaahu)

Artinya: “(Semoga) tidak apa-apa (sakit), semoga suci dengan kehendak Allah.” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 115).

Tidak hanya mendoakan kesembuhan dari penyakit, tapi sebaiknya juga menyertakan doa permohonan ampunan dosa sekaligus perlindungan agama dan raga bagi si sakit tatkala menjenguknya.

Doa ini dibaca oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam saat menjenguk seorang sahabat yaitu Salman Al-Farisi radiyallahu ‘anhu sebagaimana diriwayatkan Ibnu Sunni sebagai berikut.

شَفَى اللهُ سَقَمَكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَعَافَاكَ فِي دِيْنِكَ وَجِسْمِكَ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِكَ

(Syafaakallaahu saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa ‘aafaaka fii diinika wa jismika ilaa muddati ajalika)

Artinya: “Wahai (sebut nama orang yang sakit), semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia.” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 115).

Olehnya sobat sekalian, sudah seharusnya saat menjenguk orang sakit, diusahakan untuk membaca salah satu doa di atas.

Dengan berharap Allah ‘azza wajalla segera mengangkat penyakit yang dideritanya dan menggantinya dengan nikmat sehat wal ‘afiat.

Hukum Menjenguk Orang Sakit

Yuksinau id
yuksinau.id

Para ulama sepakat tentang pentingnya menjenguk orang sakit, namun mereka berbeda pendapat tentang kewajibannya.

Jumhur ulama mengatakan hukumnya sunnah berdasarkan dalil-dalil anjuran dan motivasi mengunjungi orang sakit. Namun kadang meningkat menjadi wajib bagi orang tertentu yang mempunyai hubungan khusus dan kuat dengan si sakit.

Hal ini disebabkan karena bisa saja si sakit merasa kehilangan terhadap yang bersangkutan (bila tidak menjenguknya). Seperti keluarga, tetangga, sahabat, dan orang-orang yang memiliki keakraban dengannya.

Pendapat yang kuat ketika melihat dari dzahir hadits adalah fardhu kifayah, artinya akan berakibat dosa kepada seluruh ummat Islam jika tidak ada sama sekali yang datang menjenguk. Maka, wajib di antara kita ummat Islam ada yang mewakili untuk datang menjenguk, menanyakan keadaannya serta mendoakannya agar segera diangkat penyakitnya.

Salah satu hak seorang muslim kepada muslim lainnya adalah menjenguknya tatkala sedang sakit. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Hak muslim atas muslim lainnya ada enam perkara”. Ada yang bertanya: “Apa saja enam perkara tersebut wahai Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam? Beliau menjawab: “Apabila engkau berjumpa dengannya engkau memberi salam, jika engkau diundang maka memenuhi undangannya, bila engkau dimintai nasehat engkau menasehatinya, jika dirinya bersin lalu mengucapkan alhamdulillah engkau mendo’akannya, dan bila sakit engkau menjenguknya, dan apabila dirinya meninggal engkau mengiringi jenazahnya”. (HR Bukhari no: 1240. Muslim no: 2162.)

Dijelaskan dalam Kitab Nailul Authar, bahwa yang dimaksud dengan ‘hak muslim’ di atas adalah tidak patut untuk ditinggalkan, dan melaksanakannya hukumnya wajib atau minimal sunah muakkadah yang menyerupai wajib.

Adab Menjenguk Orang Sakit

Yoikibojonegoro

Berikut ini adalah beberapa adab ketika menjenguk orang sakit yang sebaiknya dilakukan dan dipatuhi agar hubungan menjadi semakin erat:

1. Mendoakannya

Adab yang paling utama dalam hal mengunjungi orang sakit adalah mendoakan kesembuhan baginya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat mencontohkannya. Abdul Aziz pernah menceritakan:

“Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; “Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit.” Maka Anas berkata; “Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” dia menjawab; “Tentu.” Anas berkata:

“ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit).”(HR. Bukhari no. 5301)

2. Menutup Aurat

Hendaknya ketika menjenguk orang sakit tetap memperhatikan adab dalam berpakaian, seperti berpakaian rapi, sopan dan menutup aurat.

Dari Ummu Al ‘Ala` ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjengukku sementara aku sedang sakit. Kemudian beliau berkata: “Bergembiralah wahai Ummu Al ‘Ala`, karena sesungguhnya sakit seorang mukmin karena Allah menghilangkan dosa-dosanya sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak.”(HR. Abu Daud no. 2688)

3. Memberikan Semangat

Memberikan semangat kepada si sakit tatkala menjenguknya menjadikan ia akan selalu berpikir positif dan terus berusaha serta berdoa agar segera sembuh.

Dari Ibnu Abbas radiallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang Arab badui, Ibnu Abbas melanjutkan; “Setiap kali beliau menjenguk orang sakit, maka beliau akan mengatakan kepadanya: “Tidak apa-apa, Insya Allah baik-baik saja.” Ibnu Abbas berkata; lalu aku bertanya; “Baik? tidak mungkin, sebab penyakit yang di deritanya adalah demam yang sangat kritis, yang apabila diderita oleh orang tua akan menyebabkannya meninggal dunia.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu, memang benar.” (HR. Bukhari no. 5224)

4. Menunjukkan Kepedulian

Menunjukkan rasa peduli dan simpati adalah hal yang sangat penting ketika mengunjungi orang sakit, termasuk menanyakan kabar dan perkembangan kesehatannya.

Dari Ibn Sinni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda:

مِنْ تَمَامِ الْعِيَادَةِ أَنْ تَضَعَ يَدَكَ عَلَى الْمَرِيْضِ، فَتَقُوْلُ: كَيْفَ أَصْبَحْتَ؟ أَوْ كَيْفَ أَمْسَيْتَ؟

“Di antara kesempurnaan menjenguk adalah engkau meletakkan tangannya pada bagian tubuh orang yang sakit sambil bertanya: “Bagaimana keadaanmu pagi ini? Atau bagaimana keadaanmu sore ini?”

5. Memberikan yang Diinginkan

Hendaknya juga ketika menjenguk berusaha memberikan apa yang diinginkan si sakit sesuai dengan kadar kemampuan yang kita miliki.

Sebagaimana yang pernah ditunjukkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diceritakan pada kitab Sunan Ibnu Majah bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang lelaki kemudian beliau bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue?” Lelaki itu menjawab “Ya”. Rasulullah pun mencarikan kue untuknya.

6. Melarangnya Berharap Kematian

Putus asa dan mengharapkan kematian datang menjemput adalah hal yang rentan terjadi pada orang sakit, sehingga nasihat dan motivasi tatkala kita menjenguknya sangatlah berharga agar ia termotivasi dan tidak menyerah.

Seperti yang ditunjukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengunjungi pamannya,

“Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini engkau berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan yang ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu. Bila selama ini engkau berbuat tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu engkau diberi kesempatan untuk bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula bagimu. Maka janganlah engkau mengharap kematian.” (HR. Ahmad dan Hakim)

7. Memberikan Nasihat

Tak dipungkiri lagi, saat datang menjenguk kita akan mendengar berbagai keluh kesah dari si sakit.

Maka hendaknya kita datang sebagai pemberi nasihat padanya bahwa seluruh rasa sakit yang ia rasakan sekarang akan menjadi penebus dosa yang ia lakukan di masa lalu.

“Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya semata kita akan kembali. Ya Allah, berilah pahala dari musibah ini, dan gantikanlah bagiku dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim)

8. Berbagi Hadiah

Tak sekedar datang menjenguk, sebaiknya kita bawakan juga hadiah atau buah tangan ketika datang menjenguk orang sakit.

Seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di mana kita sebaiknya saling berbagi hadiah untuk mempererat persaudaraan.

“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai” (HR Al-Bukhari).

9. Memperhatikan Batasan Antar Lawan Jenis

Kunjungan wanita kepada laki-laki yang bukan mahramnya tidak dilarang dalam Islam, tapi dengan syarat aman dari fitnah, adanya hijab, dan tidak berdua-duaan.

Ketika syarat-syarat tersebut bisa terpenuhi maka diperbolehkan bagi wanita menjenguk laki-laki yang sakit begitu pun sebaliknya.

“Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Idntimes
idntimes.com

1. Bagaikan Berada Di Kebun Surga

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Siapa saja yang menjenguk orang sakit akan senantiasa berada di kebun surga sampai ia kembali.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan balasan yang sangat agung bagi siapa saja yang menjenguk orang sakit, yaitu akan berada di  kebun surga sampai ia meninggalkan tempat  orang yang ia kunjungi.

2. Allah ‘Azza Wa Jalla Akan Menjaganya

Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: “Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku. Ia berkata: Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit tapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya engkau akan mendapati-Ku ada di sisinya? “(HR. Muslim)

Hadits ini telah dijelaskan oleh para ulama bahwasannya Allah azza wa jalla bukan benar-benar sakit, tetapi menjelaskan kemuliaan dan keutamaan dari seorang hamba yang datang menjenguk saudaranya yang sedang sakit yaitu Allah ‘azza wa jalla senantiasa berada di sisinya. Dengan kata lain Allah ‘azza wa jalla akan selalu menjaganya.

3. Memperoleh Doa Dari Malaikat

“Barang siapa yang mendatangi saudaranya muslim (yang sakit) untuk menjenguknya, ia berjalan di atas kebun surga hingga ia duduk. Apabila ia duduk, rahmat (Allah) akan menyelimutinya. Bila waktu itu pagi hari, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan bila ia melakukannya di sore hari, tujuh puluh ribu malaikat tersebut akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah. Syaikh al-Albani berkata: Hadis sahih)

Ibnu Majah meriwayatkan dalam kitabnya bahwasannya malaikat memohon ampun pada Allah untuk siapa pun yang menjenguk orang yang sedang sakit.

4. Waktu Tepat Untuk Bersyukur

Sering kali manusia lalai dalam bersyukur terhadap kesehatan yang Allah ‘azza wa jalla anugerahkan, padahal kesehatan adalah salah satu di antara sekian banyak nikmat yang Allah ‘azza wa jalla berikan.

Kesehatan ibarat sebuah mahkota yang dikenakan di kepala orang sehat, tidak ada yang bisa melihatnya kecuali bagi mereka yang sedang sakit.

Karena itulah pada saat kita menjenguk orang sakit maka gunakanlah kesempatan itu untuk lebih memperbanyak rasa syukur atas rahmat Allah yang telah memberikan kesehatan untuk kita.

5. Mengingatkan Pada Akhirat

Dari Abu Sa’id Al-Khudri rhadiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Kunjungilah orang yang sakit dan ikutilah jenazah, (hal tersebut) mengingatkan kalian dari akhirat.” [HR. Ahmad (11209) dengan sanad yang shohih.]

Menjenguk orang sakit bisa menjadi pengingat untuk diri bahwasannya hidup ini tak selamanya di atas kesenangan, terkadang ujian juga datang menerpa, di antaranya jatuh sakit.

Dengan menyaksikan kerabat yang sedang sakit, kita bisa tersadar dan mengingat akan kehidupan akhirat, menyesali dosa yang telah diperbuat dan menjadi takut atas azab Allah azza wa jalla, sehingga menjadikan kita bersegera dalam taubat kepada Allah azza wa jalla.

6. Mendapat Jaminan Kebaikan dari Allah

Dari Muadz bin Jabal rodhiyaAllohu anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Lima perkara yang barang siapa melakukan salah satu darinya akan mendapatkan jaminan (kebaikan) dari Alloh; barang siapa yang menjenguk orang sakit, …” (HR. Ahmad, Ath-Thobroni, dan hadits dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam “Shohih Targhib wa Tarhib” no.3471)

Tentu ini adalah kabar gembira untuk kita, karena dengan menjenguk sanak saudara atau teman yang sedang sakit Allah ‘azza wa jalla akan menjamin kebaikan untuk kita.

7. Mendapatkan Banyak Rahmat

Dari Ali radiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka dia berjalan di (tempat) pemetikan buah-buahan Surga sampai dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan sangat banyak.” [HR. At-Tirmidzi (no.969), Ibnu Majah 1/444) dan Imam Ahmad dengan sanad shahih, dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam “Ash-Shohihah” (no.1367) dan “Shohih At-Targhib” (no.3476)]

Cukup dengan amalan ringan, yaitu mengunjungi orang sakit Allah ‘azza wa jalla akan menurunkan rahmatnya dengan sangat banyak kepada orang yang melakukannya.

8. Kelancaran Urusan Dunia

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Barang siapa menjenguk orang sakit, atau menziarahi saudara fillah, (maka) memanggillah orang yang memanggil dari (arah) langit: baguslah (urusan) kamu, dan dipermudah urusanmu, dan bersiaplah dengan tempatmu di Surga.” [HR. At-Tirmidzi (2009) dan hadits dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam “Shohih Targhib” (no.3474)]

Semua manusia di dunia ini tentu sangat mencita-citakan segala  urusannya di dunia bisa selalu berjalan dengan lancar.

Hal ini bisa didapatkan dengan menjenguk saudara sesama muslim yang sedang sakit. Semua urusan kita akan semakin dipermudah sekaligus mendapatkan jaminan tempat di surga.

9. Amalan Penduduk Surga

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radiyallahu ‘anhu berkata bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Lima perkara yang barang siapa melaksanakannya pada sehari akan dituliskan baginya (bahwasanya) dia termasuk dari penduduk Surga; barang siapa yang menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah, berpuasa pada hari itu, pergi berangkat menuju masjid dan membebaskan budak.” [HR. Ibnu Hibban, dan hadits dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam “Shohih Targhib wa Tarhib” (no.3470)]

Ketika kita menjenguk orang yang sedang sakit, maka mengartikan kita sudah menjadi salah satu penghuni dari surga khususnya saat diimbangi juga dengan berpuasa.

Permasalahan Berkaitan Menjenguk Orang Sakit

Hukum Menjenguk si Sakit yang Tidak Sadarkan Diri

Secara umum syariat Islam menganjurkan untuk menjenguk orang sakit, sadar atau tidak sadar. Termasuk di dalamnya ketika si sakit berada di ruangan ICU dalam keadaan tidak sadar kedatangan pembesuk.

Karena maksud dari membesuk bukan hanya untuk diketahui oleh si pasien namun juga untuk menghibur keluarga, mendoakan si sakit dan tentu saja untuk mendapatkan pahala.

Penyakit Apa yang Harus Dijenguk?

Imam Shan’ani menyebutkan bahwa secara umum semua jenis penyakit dianjurkan untuk dijenguk.

Ada yang mengecualikan penyakit mata, namun di hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari sahabat Zaid bin Arqam rhadiyallahu ‘anhu beliau menyebutkan bahwa Nabi shalallahu’alaihi wa sallam menjenguk beliau ketika beliau sakit pada matanya.

Pada Hari ke Berapa si Sakit Dijenguk?

Imam Shan’ani menyebutkan anjuran menjenguk sejak hari pertama. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas rhadiyallahu ‘anhu yang menyebutkan bahwa Nabi shalallahu’alaihi wa sallam tidak menjenguk kecuali setelah 3 hari, maka hadits tersebut tidak sahih karena ada perawi yang matruk (tertinggal).

Hukum Menjenguk Non Muslim

Menjenguk orang sakit non muslim diperbolehkan, sebagaimana yang tertera pada riwayat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam., dari Anas rhadiyallahu ‘anhu berkata:

Ada seorang pemuda Yahudi yang biasa melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemuadian ia sakit, maka datanglah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjenguknya lantas beliau duduk di dekat kepalanya seraya bersabda:

“Islamlah”. Ia melihat ayahnya yang berada di situ juga, kemudian ayahnya berkata: “patuhilah/ikutilah Abdul Qasim”. Maka ia pun masuk Islam. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar sambil mengucapkan: “Alhamdulillahil ladzi anqadzu minanar (Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka)”. (HR. Bukhari)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah membesuk pamannya Abu Thalib saat sekarat dan mengajaknya masuk Islam. Walaupun pada akhirnya ajakannya tidak direspon, intinya boleh menjenguk orang kafir yang sakit dengan tujuan untuk mendakwahinya kepada Islam.

Haikal Muhlis Mahasiswa aktif di Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, aktif di berbagai organisasi kampus dan komunitas pemuda.