Contoh Perubahan Sosial, Proses dan Faktor Pendorongnya

Perubahan sosial dalam masyarakat adalah suatu hal yang niscaya. Seberapa pun kecil skalanya dan ukuran suatu perubahan selalu terjadi karena masyarakat bersifat dinamis dan tidak tetap. Setiap perubahan sosial masyarakat pun mengandung unsur-unsur perbedaan dengan kondisi sebelumnya.

Secara umum, perubahan sosial dapat diartikan adalah sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur atau tatanan di dalam tengah masyarakat, hal ini juga meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya guna untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat dan lebih baik lagi di tengah-tengah masyarakat itu sendiri.

Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi sekarang ini di dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami dan melewati masa apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui apabila kita melakukan suatu perbanding­an dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau atau sebelumnya.

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut, pada dasarnya adalah merupakan suatu proses yang terus menerus terjadi, hal ini pun berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami suatu perubahan-peru­bahan di dalam hidupnya.

Akan tetap perubahan yang terjadi di antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya tidak akan selalu sama. Hal tersebut dikarenakan adanya suatu masyarakat yang meng­alami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.

Perubahan tersebut juga dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak terlalu menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga biasanya terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Selain itu ada juga perubahan-perubahan yang proses terjadinya lambat, dan ada pula perubahan yang berlangsung dengan sangat cepat.

Pengertian Perubahan Sosial

Pengertian perubahan sosial

Perubahan sosial adalah suatu proses dinamis dalam sistem sosial masyarakat yang menghasilkan perbedaan-perbedaan dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh misalnya, perempuan-perempuan Jawa pada abad 19 rata-rata menikah pada usia 16 tahun bahkan ada yang di bawah. Sedangkan pada abad ini, rata-rata usia menikah sudah naik menjadi diatas umur 20 tahun. Zaman dahulu, jodoh atau calon pasangan dicarikan oleh orang tua.

Namun sekarang, lebih banyak anak muda bisa mencari dan menemukan sendiri jodohnya. Perubahan seperti itu terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh maka dari itu menikah dan cari jodoh merupakan fenomena sosial, jadi perubahan usia menikah dan cari jodoh dapat disebut sebagai perubahan sosial masyarakat.

Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Bertrand russell
Bertrand Russell ©manwithoutqualities.com

Perubahan-perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat pada umumnya terkait atau menyangkut hal-hal sosial yang kompleks. Maka dari itu Alvin L. Bertrand seorang ahli sosiolog menyatakan dan menjelaskan bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor-faktor yang bersifat tunggal.

Sedangkan menurut Robin Williams, menyatakan bahwa pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah ketinggalan zaman dan tradisional, dan ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakan interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa perubahan itu hanya disebabkan dan dipengaruhi oleh satu faktor saja.

Dengan demikian jelaslah, bahwa suatu perubahan yang terjadi di dalam komunitas masyarakat tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nya. Karenanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut dapat dikatakan sangat berkaitan erat dengan hal yang kompleks. Mengenai perubahan sosial tersebut, beberapa sosiolog pun memberikan beberapa definisi perubahan sosial yang dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami apa dan maksud sebenarnya dari perubahan sosial tersebut, adalah sebagaimana berikut:

  1. Sosiolog, William F. Ogburn mengemukakan pendapat bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial di masyarakat meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, kemudian yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.
  2. Lain dengan William, Kingsley Davis mengartikan nya: “perubahan sosial adalah sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu struktur dan fungsi di dalam masyarakat”.
  3. MacIver seorang sosiolog juga, mengatakan bahwa “perubahan-perubahan sosial yang terjadi merupakan sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial masyarakat itu sendiri”.
  4. Gillin dan JP.Gillin, sosiolog bersaudara juga mengatakan “perubahan-perubahan sosial adalah sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik itu karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat”.
  5. Kemudian adapun seorang sosiolog, Samuel Koenig yang mengatakan bahwa “perubahan sosial tersebut menunjukkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.
  6. Sedangkan definisi lain nya adalah dari Selo Soemardjan, untuk rumusannya adalah sebagaimana berikut: “segala perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di tengah-tengah suatu masyarakat, yang dapat mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri”.
Baca juga:  Perlengkapan Pernikahan yang Mesti Dipersiapkan Menuju Akad & Resepsi yang Istimewa

Dengan demikian yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari perubahan sosial adalah suatu perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan nya dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, atau pun karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan yang ada, bisa berupa karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan nya.

Teori-teori Perumbahan Sosial

Emile durkheim
Emile Durkheim

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat terjadi karena terdapat modifikasi terhadap beberapa pola kehidupan dari berbagai kondisi yang terjadi dalam masyarakat. Kondisi penyebab terjadi perubahan sosial dapat kita ketahui dengan teori-teori terjadinya perubahan sosial. Teori-teori perubahan sosial tersebut, adalah sebagai berikut:

Teori Evolusi (Evolutionary Theory)

Teori evolusi menjelaskan dan memaparkan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap dan dialami setiap masyarakat. Arah tetap yang dimaksud tersebut adalah perubahan sosial akan terjadi bertahap, mulai dari awal hingga akhir. Pada saat telah tercapainya perubahan terakhir maka tidak akan terjadi perubahan lagi.

Teori Evolusi tersebut pada dasarnya berpijak dari teori Evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran Herbert Spencer. Sedangkan dalam teori evolusi dalam perubahan sosial sendiri terdapat dua tokoh yang paling berpengaruh yaitu Emile Durkheim, dan Ferdinand Tonnies.

Menurut Emile Durkheim berpendapat, dengan  adanya perubahan karena suatu evolusi mempengaruhi perorganisasian masyarakat, terutama dalam menjalin suatu hubungan kerja. Sedangkan Ferdinan Tonnies, menyatakan bahwa masyarakat berubah dari yang sebelum masyarakat sederhana yang mempunyai hubunga erat dan komperatif menjadi masyarakat besar yang menjalin hubungan secara terspesialisasi dan impersonal.

Namun sayangnya, kelemahan teori ini, adalah tidak bisa nya menjelaskan pertanyaan “Mengapa Masyarakat Bisa Berubah” ? Karena teori ini hanya mampu menjelaskan perubahan yang terjadi.

Teori Konflik (Conflict Theory)

Dalam teori Konflik menjelaskan bahwa perubahan sosial dapat berbentuk konflik. Konflik sendiri berasal dari pertentangan kelas antara suatu kelompok penguasa dengan kelompok yang masyarakat tertindas sehingga melahirkan perubahan sosial yang mengubah sistem sosial tersebut.

Di dalam Teori Konflik tersebut, tokoh yang sangat berpengaruh adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendort. Karl Marx berpendapat, bahwa konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan paling berpengaruh terhadap semua perubahan sosial terjadi. Sedangkan menurut Ralf Dahrendorf, pada setiap perubahan sosial merupakan hasil konflik dalam kelas masyarakat.

Teori Fungsionalis

Teori Fungsionalis sendiri menjelaskan bahwa perubahan sosial merupakan suatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Maka dari itu perubahan sosial bisa saja mengacaukan suatu keseimbangan dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian teori fungsional hanya menerima perubahan yang menguntungkan/bermanfaat untuk masyarakat, sedangkan bagi perubahan yang tidak bermanfaat tidak akan digunakan namun juga tidak dibuang.

Dalam Teori Fungsionals juga, tokoh yang sangat berpengaruh adalah William Ogburn. Menurut Willian, biarpun unsur-unsur dalam kehidupan masyarakat saling berkaitan satu sama lain, akan tetapi kecepatan dalam perubahan setiap unsur tidaklah sama. Karena ada unsur yang berubah dengan cepat, ada juga yang perubahannya lambat.

Teori Siklis/Siklus

Pada teori siklus, menyebukan bahwa perubahan sosial terjadi secara bertahap dengan perubahan yang tidak akan berhenti walau pada tahapan terakhir yang sempurna, namun perubahan tersebut akan kembali ke awal untuk peralihan ke tahap yang selanjutnya. Sehingga hal tersebut menggambarkan sebuah siklus.

Dalam teori siklus ini, tokoh yang berpengaruh adalah Oswald Spenger dan Arnold Toynbee. Menurut pendapat Oswald menyatakan bahwa setiap masyarakat berkembang dengan 4 tahap, contohnya adalah pertumbuhan manusia yang terjadi pada masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa ke masa tua. Sedangkan menurut Arnold Toynbee, berpendapat bahwa perubahan sosial baik itu kemajuan ataupun kemunduran dapat dijelaskan dalam konsep-konsep kemasyarakatan yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu tantangan dan tanggapan.

Proses Perubahan Sosial

Proses perubahan sosial

Sosiolog Indonesia Selo Soemarjan yang berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga masyarakat tertentu yang memengaruhi perubahan sistem sosialnya, termasuk akan mengubah nilai dan norma di dalamnya.

Pada satu abad yang lalu di Indonesia, sangat sedikit dan jarang sekali perempuan untuk keluar dari rumah tanpa kerudung. Namun setelah tahun 1998 terjadi peningkatan fenomena perempuan berjilbab di Indonesia. Perubahan perilaku yang kolektif kaum perempuan untuk memakai jilbab tersebut menandai perubahan sosial yang tampak di Indonesia.

Dalam ilmu sosiologi, perubahan struktur dan sistem sosial masyarakat tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti baik untuk tujuan yang sifatnya teoritis maupun praktis. Setiap perubahan sosial yang terjadi pasti ada faktor penyebab yang mempengaruhinya. Faktor penyebab perubahan sosial inilah yang kemudian biasanya menjadi objek investigasi para sosiologis. Maka dari ini, penjelasan ini juga akan mengulas teori perubahan sosial melalui contoh, yang kemudian ditelaah dan dipahami untuk ditarik faktor-faktor penyebabnya.

Baca juga:  Kamu Akan Menikah? Baca Dulu Tuntunan Pernikahan dalam Islam Ini

Contoh Perubahan Sosial

Contoh perubahan sosial

Berikut di bawah ini adalah contoh perubahan sosial yang dapat kita temui di lingkungan masyrakat.

Sarjana menjadi petani

Setiya aji
Setiya Aji, Sarjana Unnes Yang Jadi Petani Muda Sukses ©cahunnes.com

Mengapa belakangan ini sangat ramai menjadi perbincangan tentang kampanye mengajak sarjana jadi petani? Industrialisasi dan urbanisasi yang terjadi telah menarik para petani dan pemuda desa untuk datang ke kota-kota menjadi pekerja di pabrik-pabrik, maupun di kantor-kantor. Daerah kota pun menjadi semakin padat dan penuh karena peningkatan jumlah penduduk yang cepat dan pesat. Lahan di daerah kota untuk pertanian pun habis, karena terganti dengan real estate. Petani kota kini menjadi pekerja, begitu pun dengan petani desa juga jadi pekerja.

Penurunan drastis jumlah petani dikhawatirkan berkurangnya produksi pertanian akibatnya visi kedaulatan pangan hanya tinggal mimpi. Berkurangnya lahan pertanian juga sinkrong dan paralel dengan berkurangnya jumlah petani. Para pemuda di desa, termasuk sarjana dari desa pun, banyak yang berambisi untuk bekerja di pabrik-pabrik maupun di kantor-kantor di kota. Fenomena tersebut merupakan perubahan sosial yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Maka dari upaya untuk mengembalikan minat pada pertanian adalah dengan dikampanyekan melalui tagline ’sarjana menjadi petani’.

Faktor penyebab yang mempengaharuhi perubahan sosial dari contoh diatas yang bisa diidentifikasi adalah berupa faktor internal, seperti faktor demografi, yaitu bertambahnya jumlah penduduk, terutama di daerah perkotaan. Sedangkan faktor penemuan baru, yaitu dengan didirikannya pabrik-pabrik di perkotaan yang semakin menarik tenaga kerja dari desa dan kota untuk menjadi seorang pekerja. Proses ini bisa juga dinamakan sebagai industrialisasi yang mendorong urbanisasi. Kemudian teori perubahan sosial yang bisa dideskripsikan sebagai faktor penyebab perubahan sosial adalah “industrialisasi dan urbanisasi menyebabkan perubahan sosial di dalam masyarakat baik di perdesaan maupun di perkotaan”.

Penemuan Gerobak

Gerobak
Gerobak ©wikipedia.org

Sebenarnya apa hubungan antara penemuan gerobak dengan perubahan sosial? Seorang pemuda yang tinggal di pelosok Borneo bertempat di sebuah bukit bersama orang tuanya yang sudah renta. Bukit tersebut kering dan gersang, kekurangan air dan dihuni oleh sekitar 50 kepala keluarga.

Untuk memenuhi dan menyetok kebutuhan air, pemuda tersebut harus nyangking dan membawa sebuah ember naik turun bukit sejauh 10 km. Setiap hari nya, pemuda tersebut harus berebut dan mengantri dengan warga lain yang juga membutuhkan air untuk mandi dan minum. Dalam waktu sehari pemuda tersebut hanya mampu bolak balik atau pulang pergi sebanyak 5 kali karena kelelahan.

Pada suatu hari, ia melihat seorang anak kecil sedang main mobil-mobilan yang rodanya terbuat dari kayu sengon yang dipotong rata. Kemudian, pemuda itu pun punya ide untuk membuat mobil-mobilan besar yang rodanya dari kayu besar. Mobil-mobilan tersebut sangat besar sehingga bisa digunakan untuk mengangkut air 10 ember dalam sekali angkat. Pemuda itu kemudian memberi nama mainannya gerobak. Para tetangga yang melihat betapa efisiennya pemuda itu dalam mengangkut air dengan gerobak.

Beberapa hari kemudian semua warga di bukit itu juga menggunakan gerobak. Penemuan gerobak dari dongeng di atas tersebut adalah contoh perubahan sosial dalam suatu kelompok masyarakat. Gerobak tersebut sebenarnya hanyalah ilustrasi dari mode transportasi modern yang ada saat ini, seperti motor, mobil, pesawat dan lain sebagainya. Penemuan baru tersebut mendorong terjadinya perubahan pola perilaku sosial masyarakat. Dari yang awal mulanya nyangking ember sampai narik gerobak adalah bentuk perubahan sosial yang tampak jelas.

Faktor pendorong perubahan sosial seperti contoh di atas tersebut sudah jelas merupakan penemuan baru. Gerobak yang sengaja dibuat tersebut adalah suatu temuan baru yang mendorong perubahan sosial. Pemuda yang menjadi penemu gerobak adalah orang yang membuat perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut.

Penemuan tersebut, atau yang dikenal dengan istilah dalam Bahasa Inggrisnya invention, merupakan teknologi yang sengaja diciptakan untuk menghasilkan hal-hal baru. Penemuan itulah yang merupakan salah satu faktor internal penyebab perubahan sosial.

Masuknya Islam di Indonesia

Masuknya islam di indonesia
Masuknya Islam Di Indonesia ©sejarahindonesiadahulu.blogspot.com

Bagaimana sejarah pada mulanya mayoritas penduduk Nusantara (Indonesia sekarang ini) memeluk Agama Islam? Terdapat beberapa versi cerita dan sejarah baik lisan maupun tertulis yang menceritakan masuknya Islam ke Nusantara. Mengapa mayoritas masyarakat di Indonesia kini menganut dan memeluk agama Islam adalah pertanyaan umum tentang sejarah bagaimana Islam masuk dan sampai di Nusantara. Perubahan aliran kepercayaan dan agama khususnya Islam di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Sebagian besar narasi tentang sejarah yang dikenalkan pada anak-anak adalah karena diutusnya seorang ulama besar pada masa kekhalifahan Islam untuk menyebarkan Agama Islam di Indonesia. Selain itu juga karena adanya pengaruh budaya yang dibawa oleh pedagang-pedagang besar dari Gujarat India yang sudah menganut Islam ke Indonesia juga sering disebut faktor masuknya Islam di tanah air. Apapun itu faktor penyebabnya, perpindahan keyakinan yang dianut dan diyakini masyarakat baik secara perlahan (evolusi) ataupun cepat (revolusi) bisa dijadikan contoh sebagai perubahan sosial dalam masyarakat.

Baca juga:  Kenakalan Remaja | Penyebab, Akibat, & Cara Mencegah

Faktor-faktor penyebab dari contoh perubahan yang dipaparkan tersebut merupakan faktor eksternal, yaitu masuknya suatu pengaruh budaya, aliran kepercayaan, agama tertentu dari luar. Baik hal tersebut melalui kontak langsung ataupun secara tidak langsung antar kebudayaan yang mendorong terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Dalam contoh kasus di atas tadi, faktor penyebabnya adalah berupa kontak dengan budaya lain.

Foto Selfie

Foto selfie
Foto Selfie ©bbc.com

Pada awal mulanya penemuan teknologi fotografi, ekspresi orang ketika ambil potretnya pasti terlihat datar. Fenomena tersebut dapat ditemukan misalnya pada foto-foto lawas album keluarga besar ningrat. Memang pada awal mulanya fotografi hanya dapat diakses dan digunakan oleh kalangan tertentu saja, karena fotografi merupakan teknologi canggih dan mahal pada zamannya.

Ekspresi orang pada jaman dahulu selain terlihat datar juga formal, seolah hal itulah merupakan standar pose ketika difoto. Namun seiring fotografi memasuki era komersialisasi, apalagi memasuki era atau zaman digital, hampir semua orang dapat memiliki akses terhadap fotografi.

Perkembangan zaman, sehingga menciptakan ponsel pintar yang dilengkapi fitur kamera telah mengubah dunia fotografi, tidak hanya pada kuantitas produksi dan distribusi foto, melainkan juga mengubah cara pose orang-orang ketika difoto. Foto selfie tersebut merupakan fenomena relatif baru yang mampu melesat cepat menjadi populer belakangan ini.

Sekarang ini, dengan berkembanganya media sosial yang ada, ditambah dengan penemuan baru kamera depan di ponsel pintar dan juga tongsis, ekspresi orang difoto pun berubah secara kolektif. Foto kaku dan formal ala keluarga ningrat mungkin masih ada keberadaannya, namun masih kalah banyak dibandingkan dengan foto keluarga besar yang terlihat ekspresif dengan selfie maupun wefie.

Dalam rentang waktu perkembangan teknologi fotografi dari awal mula ditemukannya sampai memasuki era Instagram seperti sekarang ini, terjadi perubahan secara kolektif tentang perilaku masyarakat, pose, dan gaya orang ketika mereka akan difoto. Foto selfie merupakan salah satu teknik dan pose yang paling populer sekarang. Mungkin semua pemilik smartphone dengan kamera pasti pernah berfoto selfie meskipun tidak sering.

Foto selfie adalah suatu fenomena perubahan sosial yang kemunculan nya didorong oleh perkembangan teknologi dan perilaku kolektif. Teknologi yang mendorong, seperti yang sudah dijelaskan di atas, antara lain karena keberadaan smartphone dan tongsis, termasuk adanya kamera digital. Perilaku kolektif yang mendorong tersebut adalah kultur atau budaya ekspose diri yang berkembang seiring berkembangnya media sosial.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Faktor pendorong perubahan sosial

Secara umum terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu perubahan sosial antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Faktor Internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan macam-macam faktor internal dalam perubahan sosial adalah sebagai berikut:.
  2. Pertumbuhan penduduk
  3. Penemuan baru
  4. Invensi (kombinasi baru terhadap suatu pengetahuan yang telah ada)
  5. Sistem ideologi (keyakinan mengenai nilai-nilai tertentu)
  6. Faktor Eksternal, adalah merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar masyarakat tersebut. Contohnya:
  7. Lingkungan fisik (contohnya musibah atau bencana alam)
  8. Peperangan
  9. Pengaruh kebudayaan lain

Nah kemudian, akhirnya dengan studi kasus sebagai contoh di atas sebelumnya, dapat kita analisis faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial. Berikut faktor pendorong perubahan sosial pada kasus di atas, adalah:

  1. Terjadinya industrialisasi dan urbanisasi
  2. Adanya kontak dengan kebudayaan lain
  3. Penemuan baru teknologi mutakhir
  4. Sikap terbuka masyarakat terhadap perbedaan
  5. Adanya peningkatan jumlah penduduk
  6. Orientasi pada kemudahan dan masa depan yang efisien
  7. Adanya ketidakpuasan terhadap kondisi yang sedang dialami
  8. Kesadaran akan dibutuhkannya perubahan

Selain faktor pendorong di atas, juga ada beberapa faktor penghambat perubahan sosial yang dapat diidentifikasi:

  1. Kurangnya kontak dan hubungan dengan kebudayaan masyarakat lain
  2. Adanya konservatisme
  3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu lambat
  4. Rasa takut dengan adanya goncangan sistem nilai dan norma
  5. Adanya prasangka buruk terhadap teknologi asing
  6. Terlalu nyaman pada kondisi saat ini, kenyamanan pada kondisi saat ini adalah yang sering menjadi contoh relevan mengapa orang enggan berubah.

Demikianlah penjelasan mengenai perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Semoga dengan penjelasan ini dapat membantu Anda para pembaca sekalian memahami perubahan sosial itu sendiri. Selamat membaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button